My sweet dormitory


My sweet dormitory
 
Aku tertegun ketika kakiku berpijak pertama kali ditanah Batam. Melihat kawasan industri yang berjajar pabrik-pabrik besar yang namanya sudah familiar ditelinga. Dan aku lebih terpana ketika aku berdiri disebuah bangunan mirib rumah susun yang kata mereka disebut "Dormitory". Sebuah asrama khusus untuk para karyawan. Luar biasa, ketika kulihat dormitory ini berjajar disepanjang jalan yang jumlahnya lumayan banyak.
Tak banyak hal yang ku ketahui tentang pulau Batam. Sebagai anak rantau yang mengadu nasib di pulau segi tiga emas ini, aku hanya berharap kelak pulau ini akan ramah menyapa hari-hariku. Tanpa pernah tau seperti apa pulau ini sebenarnya.
Di blok p3#3-1. Kamar yang kudiami untuk pertama kalinya. Dikamar lantai 3 itu aku masuk disebuah ruangan asing yang baru pertama kali kulihat sepanjang hidupku. Ruanganya lumayan luas. Mungkin 9X lipat dengan kos-kosan yang ada di Jogja.
Semua lengkap dari tempat tidur tingkat dua beserta kasur dan bantalnya, lemari pakaian, tv,kulkas, kipas angin, mesin cuci beserta kompor gas dan magic com. Terdapat 4 kamar mandi beserta westafel dibagian belakang yang dilengkapi kaca besar yang asyik buat mengaca.
Tak mudah beradaptasi dengan 15 orang didalam dormitory ini. Mereka yang semua juga merupakan anak rantau tentu memiliki karekter masing-masing. Terlebih aku yang masih anak baru dikamar ini, tak tahu persis aturan didalamnya.
Dengan berlalunya hari, kurasakan kedekatan antara teman sekamarku. Mereka semua sudah kuanggap saudara sendiri. Meski kami dipertemukan didormitory ini namun solidaritas dan perhatian antara teman yang satu dengan yang lain begitu hangat. Sering saat aku sakit mereka merawatku. Memasakan sayur. Membuatkan segelas teh hangat. Dan kalau di jawa "kerokan" yang tak terlewatkan kala masuk angin, adalah ritual wajib bagi kami yang sebagian anak jawa.
Kasur didormitory merupakan tempat paling nyaman dipulau ini. Meski Cuma sekedar kasur busa tipis yang membuat pinggang terasa pegal namun kasur ini mampu membenamkan lelahku setelah seharian bekerja dipabrik. Dari matahari yang masih malu-malu tuk naik hingga matahari tlah benar-benar menghilang ditelan gelapnya malam. Dormitori-PT-Dormitori-PT. Dan begitulah rutinitas khas anak dormitory. Rute yang selalu membuat kami bosan setiap harinya.
Jangan ditanya bagaimana semaraknya dormitory saat malam minggu. Dormitory yang hampir semua penghuninya kaula muda tentu tak kan melewatkan moment ini. Terlebih mereka yang dulunya hanya anak rumahan ketika dikampung, disini mereka bisa leluasa keluar malam tanpa ada yang mengawasi. Dan bias dilihat disepanjang jalan sudah berjajar motor-motor yang menjemput sang pujaan hati untuk berduan dijembatan barelang ataupun memandang langit ditanjung pinggir.
Dan pejomblo muda bahagia sepertiku ini, hanya melewatkan malam minggu didomr dengan agenda nonton tv, baca novel atau terkadang ikut ndengerin pengajian dimasjid dikawasan industri ini. Tak mengapa tanpa pacar, malam minggu tetap dinanti sebagai malam liburan dan terlepas dari kerjaan.
Boleh dibilang letak dormitory begitu strategis. Dekat dengan tempat kerja, foodcourt, pasar tradisional hingga tempat ibadah semua lengkap dikawasan ini. Dan bagi mereka pecinta sepak bola, basket ataupun pencak silat semua telah tervasilitasi dikawasan ini.
Pernah melihat segerombolan bangau yang transmigrasi? Nah, seperti itu juga anak domr berduyun-duyun pergi ke mall saat gajian tiba. Dan seperti beruang kutup dimusim kemarau saat tanggal tua. Hanya mengurung diri didorm dengan rutinitas mencuci, nyetrika dan tidur, tidur dan tidur.
Semua cerita pernah terangkai didalam dormitory. Saat mencuci masal di westafel, saat antri masak didapur, saat berebut remot untuk nonton tv, saat adu cepat mandi, dan saat melihat posisi tidur teman se-dom.
Ditempat inilah, ketika orang lain justru kita anggap sebagai orang paling dekat. Di dormitory ini, aku belajar untuk menghormati privasi orang lain, belajar berbagi, belajar mengerti, belajar mengalah, belajar bersabar dan belajar hidup mandiri.
Ditahun ke-3 didormitory ini. Setelah mengalami 4 Kali penyempitan dormitori. Dan harus pindah ke blok Q3. Banyak cerita yang tak mampu kujabarkan semua. Saat nanti aku harus kembali kekampung halaman, aku kan slalu rindu gemuruh tawa yang selalu tercipta didormitori.
My sweet dormitory, kenangan manisku dipulau batam*)

mukakuning,28 Mei 2012

2 komentar