Dari kecil saya jarang
atau bahkan bisa dibilang saya hampir tidak pernah minum kopi. Kebetulan keluarga
saya ini bukan pecinta kopi. Setiap hari biasanya kami cuma minum air putih
atau teh. Jadi hingga saya tumbuh dewasa, saya tidak begitu familiar dengan
yang namanya Ngopi. Apalagi ‘Ngopi’
paste tugas sekolah yah. (Heheheee)
Namun setelah menikah,
mau tak mau saya jadi terbiasa dengan bungkus kopi, aroma kopi, sampai ampas
kopi (Ya, iyahlah orang saya yang nyuci cangkir bekas kopi). Suami saya ini
pecandu kopi stadium empat. Kecintaanya sama kopi sudah begitu akut. Entah,
bila disuruh memilih antara saya atau kopi, mungkin dia butuh waktu seratus
tahun untuk memikirnya.
Kopi favorit suami saya
ini kopi kapal api special mix. Dalam sebulan saya bisa beli kopi sachet ini
sekitar sepuluh renceng atau kadang lebih. Bila dihitung bijian maka jumlahnya
sekitar seratus pcs. Setiap hari hidupnya selalu berkesinambungan dengan kopi. Dia
ngopi disetiap saat, entah itu pagi, siang, sore, ataupun malam. Bangun tidur
yang dicari pertama adalah kopi. Biar bisa melek katanya.
“Kalau belum ngopi
rasanya masih ada yang kurang,” begitu kata suami.
Saya sampai heran,
seenak apa sih kopi hitam itu sampai-sampai dia nggak bisa hidup tanpa kopi. Tapi
anehnya ya, suami saya ini cuma suka sama kopi kapal api special mix yang
hitam. Pernah suatu hari saya kepikiran untuk mengganti merk kopi lain, tapi
apa yang terjadi? Ternyata dia nggak mau. Padahal saya sudah membelikan yang
hitam loh! Mungkin lidah suami saya itu sudah klop dengan kopi kapal api yah. Gimana
dong, namanya sudah cinta kan susah ya buat berpaling ke lain hati.
“Kalau bukan kopi kapal
api hitam rasanya kurang mantap,” Ujarnya sambil menghirup aroma kopi yang
barusan saya bikini untuk dia.
“Apa enaknya sih kopi
kapal api itu? Orang kopi pahit saja kok disukai sih!” tanya saya.
“Kopi kapal api jelas
lebih enak.”
Hmmm…. Dari situ saya
jadi penasaran banget dengan yang namanya kopi. Seberapa enaknya sih kopi, kok
sampai suami saya segitunya banget suka sama kopi. Tak mungkin dong orang yang
terlalu fanatic menyukai sesuatu tapi tak punya alasan yang kuat kenapa mereka
menyukai hal tersebut. Oke, karena rasa penasaran saya yang begitu besar,
akhirnya saya putuskan untuk mencoba menyeruput kopi.
Karena saya sering
membuatkan kopi suami, hidung saya sepertinya sudah sangat mengenal aroma khas
kopi kapal api hitam ini. Baunya gimana yah, susah buat dijelasinya lewat
kata-kata. Mungkin hanya hidung dan paru-paru yang bisa menerjemahkan aroma
yang keluar dari secangkir kopi hitam itu. Aroma ini begitu khas loh dan nggak
ditemui di aroma kopi hitam lainnya.
Seruputan pertama,
lidah saya mulai berkenalan dengan rasa yang dikeluarkan oleh si kopi hitam ini.Rrasanya
pahit tapi ada manis-manisnya. Sebuah perpaduan yang sempurna antara kopi dan
gula. Pantes saja, kalau saya bikini kopi hitam yang bubuk tanpa gula, suami saya
sering mengeluh. “Kemanisan!”, “Kurang gula!”, “Terlalu kental!”, “Terlalu
encer!”, dan masih banyak keluhan lainnya.
Setelah saya habiskan
satu cangkir kopi hitam itu tiba-tiba saja kepala saya langsung ‘Mak Pyarrr’. Kepala
saya rasanya habis di refresh berulang-ulang hingga menimbulkan sensasi kesegaran.
Saya nggak melebih-lebihkan loh ya, emang gitu kenyataannya. Pantes saja suami
saya sering bilang, kalau belum minum kopi hitam tubuhnya masih lesu dan kurang
semangat.
Perkenalan saya dengan
si kopi hitam ini menyisakan sebuah kesan yang menyenangkan. Ini tidak terlalu
buruk seperti yang sering saya pikirkan dulu. Kopi hitam ini seperti mengajari
saya, bahwa dalam hidup ini meski kita menemukan sebuah kepahitan namun tetap
saja kita bisa memiliki cara untuk menikmatinya.
Oh, iya hampir lupa. Saya
ini dulunya jenis manusia ‘Ngantukan’ loh. Saya bisa tertidur pulas disembarang
tempat (Asal bukan tempat sampah loh ya!). Tapi berkat pertolongan si kopi
hitam ini, kini saya bisa mengatasi masalah besar dalam hidup saya itu. Saya
ini sangat suka membaca buku, dan tahukan yah kalau musuh utama para pembaca
buku itu adalah mengantuk. Niat hati sih pingin baca tiga buku sekali duduk, tapi baru sepuluh halaman sudah tepar tertidur. (HEHEHE). Jadi kini setiap hari, kopi hitam ini menemani saya
dalam rangka menyelesaikan misi-misi saya menyantap buku bacaan. Kopi hitam ini benar-benar manjur loh, buat obat ngantuk.
“Kopi Kapal api hitam
enak kan?” sindir suami saya ketika melihat saya mulai terbiasa meminum kopi
hitam.
“Jelas paling enak,”
kata saya sambil mengacungkan ibu jari saya.
Gimana, masih nggak
tertarik dengan daya pikat si kopi hitam ini? Bener loh kata pepatah yang bilang 'Tak kenal maka tak sayang'. setelah saya kenalan sama kopi kapal api special mix, saya sih sekarang sudah
jatuh hati. Semakin cinta malah. Seperti cinta saya sama suami. #Ehh. Kamu juga
punya cerita menarik tentang kopi kapal api, bagi dong cerita kamu dengan ikutan bit.ly/kapalapipunyacerita dan jangan lupa chek markas websitenya kapal api di http://waktukapalapi.com
Salam kopi hitam. #KapalApiPunyaCerita
Tidak ada komentar